Sakramen Imamat dan Hidup Menjadi Imam

23 02 2006

Narasumber: Pastor Josef Kristianto, MSF Host: Carolline Silka dan Bernadetta Dias Handayani 

uskup.JPGSilka : Romo Kris, apa Sakramen Imamat itu?
Romo: Sakramen Imamat sering disebut dengan Sakramen Tahbisan = Sakramen Wisuda. Dengan Tahbisan, seseorang menjadi Pemimpin dalam Gereja. Dulu pernah salah dipahami bahwa Sakramen Imamat/Tahbisan ini hanya untuk Pemimpin Ekaristi – memberi absolusi dalam Sakramen Tobat saja. Dengan Sakramen Imamat seseorang diangkat / diwisuda untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda & Roh Allah

Silka : Siapa saja yang bisa menerima Sakramen Imamat?
Romo:

  • Semua orang pria/laki-laki yang tidak terikat pernikahan, yang beragama / iman Katolik
  • Dewasa dalam kepribadian – iman
  • Telah mendapatkan pendidikan cukup di Seminari Tinggi

Silka: Mengapa para Suster tidak disebut menerima Sakramen Imamat?
Romo: Mereka tidak ditahbiskan & bukan laki-laki

Silka: Apa itu Ordo?
Romo:  Dalam arti luas: Ordo berarti lembaga religius, sehingga mencakup baik Ordo dengan kaul agung maupun konggregasi & serikat hidup kerasulan dengan kaul sederhanaDalam arti sempit: Ordo berarti lembaga religius / persekutuan yang anggotanya pria atau wanita. Imam atau awam mengikrarkan ketiga nasihat Injil sebagai kaul kekal yang publik serta meriah (atau agung) & hidup dalam persaudaraan. Tujuannya membuktikan diri kepada TuhanPara Imam/Biarawan/Biarawati mengucapkan 3 kaul:

  1. Kaul Ketaatan
  2. Kaul Kemiskinan
  3. Kaul Kemurnian

Silka: Bagaimana seseorang dapat masuk ke salah satu Ordo? Atas pilihan sendiri atau ditentukan dari Gereja/Paroki dimana dia berasal?
Romo: Atas pilihan sendiri.

Dias: Romo, berapa lama seseorang menjalani sekolah Seminari sampai akhirnya bisa disebut Frater? (mulai dari proses pendaftaran sampai masuk Seminari / tahapan menjadi seorang Frater)
Romo: Istilah ”Frater” = kakak/saudara tua = calon Imam / Pastor
Lama belajar antara 7-8 thn:

  • Tahap Postulat: 1 thn
  • Tahap Novis: 1 thn
  • Tahap Filosofan (studi Filsafat): 3 thn
  • Tahap Toper (praktek pastoral di Paroki): 1-2 thn
  • Tahap Teologan (studi Teologi): 2 thn
  • Tahap Diakonat: +/- 6 bulan di Paroki lagi(Diakon sudah termasuk Klerus, artinya bukan awam, karena sudah ditahbiskan sebagai Diakon)

Dias: Lalu selanjutnya bagaimana caranya menjadi seorang Imam yang puncaknya adalah perolehan Sakramen Imamat?
Romo: Mulai tahap Novislat s/d Skolastikat disebut Frater.Mulai tingkat 5 diperbolehkan mengucapkan kaul kekal. Sebelumnya hanya kaul sementara (1 thn, 2 thn – 3 thn). Setelah kaul kekal lalu mendapatkan tahbisan Diakon, lalu Pastoral di Paroki 6 bulan disusul Tahbisan.

Dias: Romo, sewaktu menjadi Frater dulu, apakah sudah punya Ordo?
Frater: Ordo / Konggregasi MSF

Dias: Tentang liburan nih Romo, apakah Romo/Frater mempunyai waktu berlibur?
Romo: Menurut ketentuan Keuskupan masing-masing ada yang

  • 3 thn mendapatkan libur/cuti 1 bulan
  • 2 thn mendapatkan libur/cuti 2 bulan
  • 1 thn mendapatkan libur/cuti 1 bulan
    Libur Semester sesuai kalendar akademik masing-masing seminari.

Silka: Sebetulnya apa saja yang dilakukan oleh Imam sehari-harinya?
Romo: Tugasnya memimpin/menggembalakan Jemaat di Paroki

  • melayani Sakramen (7 Sakramen)
  • Doa Pribadi
  • Ada yang jadi dosen/ketua yayasan
  • Bidang social

Silka: Lalu, seberapa pentingnya kah DOA dalam kehidupan sehari-hari seorang Imam?
Romo
: Doa menjadi tiang penyangga utama seorang Imam, khususnya dalam Perayaan Ekaristi, tapi juga doa-doa harian pribadi – renungan Kitab Suci. Juga bagi kaum awam sangat penting.

Silka: Apa bedanya kehidupan sebagai seorang Frater dengan seorang Imam? Apa yang Frater lakukan sehari-harinya?
Romo:  Tugas Frater yang pokok: study, ada tugas tambahan: mengajar agama di sekolah, memberi Retreat – Rekoleksi kaum muda, latihan-latihan pastoral à semuanya dalam bimbingan Pastor Rektor Seminari / staff.
Frater juga melakukan rekreasi dan kerja tangan.

Silka: Apakah pemenuhan/perolehan Sakramen Imamat merupakan puncak kerinduan seorang Calon Imam?
Romo: Tentu begitu. Tapi menjadi imam adalah panggilan Tuhan (banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih). Orang harus selalu membukan hati bagi panggilan Tuhan, bersedia meninggalkan kepentingan-kepentingan pribadi untuk bisa mengabdi / melayani Tuhan / Gereja / umatNya.

Dias: Apakah Romo punya data Statistik mengenai jumlah Seminaris yang ada saat ini dibandingkan dgn jumlah yang benar-benar menjadi Imam?
Romo: Sulit didapat, bisa setiap saat berubah, misalnya ada yang keluar / mundur, dsb. Yang agak mudah adalah data para Imam.

Dias: Lalu bagaimana perbandingan jumlah Imam yang ada di Indonesia dengan jumlah Umat Katolik yang ada?
Romo: Sebagai gambaran di Prapatan / St. Theresia ini hanya ada 2 orang Imam melayani +/- 1000 orang umat ……

Dias: Apakah ada usaha-usaha khusus dari Gereja Katolik untuk meningkatkan jumlah Seminaris atau jumlah Imam?
Romo: Dengan aksi panggilan di sekolah-sekolah / promosi di Gereja-gerejaRetreat panggilan, memperkenalkan Seminari-seminari yang ada di Keuskupan (Don Bosco)

Dias: Apa ada pesan khusus bagi kaum muda (dalam hubungannya dengan kurangnya jumlah Imam di Indonesia)?
Romo: Kalau ada yang tanya: ”Hari gini mau jadi Imam??”Jawabannya: ”Jadi Imam? Siapa takut!!”

Dias: Lalu ada yang mau ditambahkan Romo?
Romo: Melayani Tuhan itu Indah, baik dengan seluruh hidup (sebagai Imam/Diakon/Bruder/Suster) maupun sebagai Awam (mungkin harus berbagi waktu dengan keluarga / pekerjaan sendiri, dsb)

Dias: Pada saat memperoleh Sakramen Imamat itu, para Imam baru mendapatkan cincin, yang katanya berfungsi seperti cincin kawin. Apa benar demikian, Romo? Lalu apa artinya?Romo: Tidak Benar! Barangkali para Suster buat spt itu, dengan cincin segala. Setahu saya tidak ada upacara ”pasang cincin” spt pada perkawinan pada upacara Pentahbisan Imam. Para Uskup memakai cincin sebagai tanda bahwa dia Uskup. Uskup juga Tahbisan, justu ini tahbisan tertinggi (tingkat 1). Imam/Pastor adalah tahbisan dibawahnya (tingkat II).LG 21: Sebab dengan tahbisan Uskup diterimakan kepenuhan Sakramen Imamat yang biasanya disebut Imamat Tertinggi atau keseluruhan pelayanan suci. Adapun para imam biasa kendatipun tidak menerima puncak imamat dan dalam melaksanakan kuasa mereka tergantung ari para Uskup, namun mereka sama-sama imam seperti para Uskup & berdasarkan Sakramen Tahbisan merekapun dikhususkan untuk mewartakan Injil serta menggembalakan umat beriman & untuk merayakan Ibadah Ilahi sebagai Imam sejati perjanjian baru (1628)Akkhirnya masih ada para Diakon yang juga ditumpangi tangan tapi bukan untuk Imamat melainkan untuk pelayanan. (1629).Jadi, ada 3 macam Sakramen Tahbisan:

  1. Tahbisan Uskup
  2. Tahbisan Imam
  3. Tahbisan Diakon

Aksi

Information

38 responses

7 06 2006
A. Eddy Irwanto

BANYAK YANG TERPANGGIL, TETAPI SEDIKIT YANG TERPILIH

“Dari 44 orang seangkatan yang masuk ke Seminari, akhirnya cuma 6 orang yang ditahbiskan menjadi Imam”.
Sedih dan prihatin mendengar khotbah seorang romo berkaitan dengan jumlah panggilan menjadi imam dewasa ini.
Jujur saja, agak ngeri bila membayangkan suatu saat nanti gereja kita benar2 kehabisan gembala / imam. Bayangkan saja, penambahan jumlah imam yang se ordo dengan imam tersebut, mungkin baru akan terrealisir sekitar 3 atau 4 tahun mendatang. Karena memang dalam kurun waktu 2 sampai dengan 3 tahun mendatang dipastikan tidak akan ada tahbisan imam baru dari ordo tersebut.
Berbagai upaya untuk mengantisipasi hal itu, memang sudah dari dulu di lakukan oleh gereja, baik melalui promosi2 ke beberapa sekolah maupun gereja, juga melalui misa2 dengan tema ‘panggilan’. Namun upaya tersebut ternyata masih belum cukup mampu menjawab tantangan yang dihadapi gereja saat ini, khususnya dalam mendapatkan ‘panggilan-panggilan’ baru.

Kondisi semacam itu sepertinya sudah bisa ditebak bakal terjadi bila melihat realitas yang ada diseputar gereja. Gereja bagaikan berjalan “sendirian” dalam menjala umat yang bersedia mengabdi sebagai imam. Umat terkesan tidak begitu perduli dengan semakin minimnya jumlah “panggilan-panggilan baru”.
Dalam berbagai doa bersama, memang tidak jarang beberapa umat menyuarakan doanya dgn nyaring dan lantang memohon agar jumlah ‘panggilan’ menjadi semakin bertambah. Sekalipun jauh didalam hati kecilnya doa itu sering kali diakhiri dengan kata2 dalam hati, ……”ASAL JANGAN ANAKKU, YA TUHAN”

Masalah krisis imam, bukan saja masalah gereja, tapi adalah masalah kita semua sebagai umat Katolik. Karena pada akhirnya kita jualah yang akan merasakan akibatnya.
Bertitik tolak dari hal diatas, adalah sudah selayaknya kita mulai meningkatkan kepedulian tentang krisis Imam yang sedang melanda gereja kita. Kita mesti lebih meningkatkan dukungan terhadap upaya-upaya gereja dalam menebar benih2 panggilan diantara umat. Kita harus selalu menanamkan SEMANGAT PELAYANAN dengan contoh2 yang nyata, baik dikalangan umat maupun didalam keluarga kita sendiri. Sebab bagaimana mungkin kita mengharapkan mereka bisa berkembang menjadi pribadi2 yang secara total mau menyerahkan seluruh hidupnya menjadi pelayan demi kerajaan Allah, kalau didalam diri mereka tidak pernah ditanamkan SEMANGAT UNTUK MELAYANI. Jangan matikan benih panggilan yang muncul dalam keluarga kita. Justru mesti dipupuk dan dibina agar benih panggilan tersebut tumbuh dengan subur.
Benih ‘panggilan’ seringkali datang dalam keadaan yang samar2. Dan justru di seminarilah para seminaris, hari demi hari hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, mencoba menghayati, memahami, memupuk, memperjelas serta memantapkan panggilannya.
Sebagai umat Katolik, kita mesti meng imani bahwa benih panggilan adalah sebuah karunia Allah yang harus disyukuri. Betapa bahagia dan bangga menjadi sebuah keluarga yang dipilih oleh Allah untuk menerima rahmat adikodrati, yang belum tentu diterimakan kepada keluarga lain, sekalipun mereka memintanya.

Sebagai ‘gereja’ yang sudah dewasa, sudah saatnya kita juga bersikap dewasa dalam iman. Kita harus dukung para imam kita dengan doa dan usaha, bahkan kalau perlu dgn airmata dalam upayanya mempertahankan dan semakin memantabkan ‘panggilan’nya. Jangan biarkan mereka bekerja sendirian sehingga mereka tidak merasa ditinggalkan oleh umatnya. Hentikan rumor2 yang tidak ada dasarnya, berita2 miring yang belum tentu kebenarannya ataupun kritik2 yang tidak membangun/asal2an terhadap para imam kita. Karena hal2 spt itu sama sekali tidak ada manfaatnya bagi kehidupan dan perkembangan gereja.
Seorang imam, bukanlah malaikat, tapi tidak lebih dari seorang manusia biasa juga, yang bisa salah, bisa marah, bisa kecewa, bisa sedih, bisa gagal, dll. Dukungan moril, tenaga dan doa dari umat, tidak saja akan membantu mereka mampu bertahan serta mengatasinya bila hal2 diatas menimpanya, melainkan justru dapat lebih meningkatkan kinerjanya dengan penuh suka cita sebagai seorang gembala yang baik. Sehingga sekalipun mereka hidup dalam KESENDIRIANnya, mereka tetap mampu memberikan “kasih” dan “senyuman” kepada setiap orang.
Mari kita senantiasa berdoa bagi pahlawan2 iman ini agar tetap setia pada panggilannya sampai karya Allah tergenapi di dunia ini.
Sekian dan Tuhan memberkati

8 12 2006
pietro

romo mau nanya saya ingin menjadi imam nah kebetulan saya tertarik dengan misionaris keluarga kudus karena paroki saya digembalakan oleh romo-romo msf. tapi saat ini saya berada diluar kota untuk kepentingan study jadi saya hanya bisa cari informasi lewat cara ini.nah kemarin bulan november saya ikut weekend panggilan di bertie yang saya tanyakan kapan ya ada tes masuknya dan apa saja syarat administrainya? terima kasih Tuhan memberkati berkah dalem.

24 12 2006
gemawarta

Rekan Pietro,

Bila anda berminat bergabung dengan Misionaris Keluarga Kudus Provinsi Kalimantan, anda dapat menghubungi Seminari Johaninum Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

SYARAT (DOKUMEN) MASUK SEMINARI JOHANINUM BANJARBARU SELATAN
1. Menulis Surat Lamaran ke Direktur Seminari Johaninum.
2. Menulis Riwayat Hidup dan Panggilan (Maksimal dua halaman Folio).
3. Fotocopy 1 lembar Ijazah SD/SMP/SMU/SMK atau Perguruan Tinggi.
4. Fotocopy 1 eksemplar Rapor SMU/SMK kelas I, II dan III.
5. Surat Rekomendasi dari Pastor Paroki dan sekaligus minta copy Surat Baptis.
6. Rekomendasi atau keterangan dari Kepala Sekolah dan dari Pembimbing Asrama (Katolik) bagi mereka yang tinggal di asrama Katolik di bawah bimbingan Pastor, Suster, Bruder atau Frater atau Penanggungjawab.
7. Rekomendasi dari Rektor Seminari Menengah (untuk mereka yang studi di Seminari Menengah).
8. Restu atau persetujuan dari orangtua atau dari wali/wakil keluarga.
9. Pas foto hitam putih atau warna 3 lembar, ukuran 3×4 cm.
10. Keterangan kesehatan dokter (diutamakan dari rumah sakit katolik atau puskesmas katolik. Bila tidak dari rumah sakit lainnya).
11. Mengisi Formulir Biodata yang dikirim oleh MSF Provinsi Kalimantan dan mengembalikannya bersama dokumen-dokumen lainnya.

Lamaran pertama dan surat-surat untuk kontak selanjutnya ditujukan kepada:

DIREKTUR SEMINARI JOHANINUM
Jl. A. Yani KM 36 Gang Musafir
Kotak Pos 1068
BANJARBARU 70714 Selatan
Telp 0511-4778074

27 12 2006
Tarsisius Anson Kurniawan

Mulai besok aku mau mengikuti retret panggilan di Lembah Karmel tapi aku sanggup menjadi seorang romo. Saya mau masuk Serikat Yesus ( SJ ) dan aku tertarik dengan Serikat Yesus tapi kalau tidak diterima , aku mau masuk misionaris ( MSC atau MSF ).
Kapan ada tes masuk dan apa saja syarat administrasi ?

1 01 2007
Tarsisius Anson Kurniawan

1. Adakah syarat – syaratnya untuk menjadi calon peserta Retret Panggilan ? Jelaskan !
Tahun ini ada retret panggilan nggak ?
2. Kapan ada tes masuk untuk menjadi calon SJ ( Yesuit ) dan apa saja syarat administrasi ? Jelaskan !

16 11 2010
Anggha

Bagaimana kabarnya??
Salam kenal, saya Anggha dan juga tertarik dengan SJ.
Apakah sekarang sudah jadi masuk SJ?

Semoga kita bisa saling sharing. Thx. Gbu.

Salam,
Anggha Satya

11 02 2007
Jonas Pablea

Ada yang bisa memberikan informasi tentang Konggregasi Oblat Maria Imakulata (OMI) nggak? sepertinya ada kemauan dalam hati untuk mengikuti panggilan Tuhan. Sekarang sya masih bimbang soalnya saya belum terlalu mendapat bimbingan, walaupun saya udah punya 1 orang kakak rohani (seorang suster). Emank sih keputusannya ada di tangan yg bersangkutan, hal itulah yg membuat saya bingung.. Mohon bila ada yg dapat memberi bantuan saran, bimbingan dan masukan serta yg terutama adalah doanya.. Sekalian saya minta tolong bagaimana/apa syarat2 untuk masuk ke seminari/ biara?

Catatan : saya masih kuliah di semester 4, orang tua belum mengetahuinya (nggak tahu apa mereka setuju atau tidak)

Terima kasih

16 03 2007
glen

romo saya dapat tugas dari sekolah, bagaimana tata cara pelaksanaan sakramen imamat?
thanks

19 03 2007
gemawarta

Jonas:
Alamat Provinsialat OMI Indonesia:
Provinsialat OMI Jl. Karanganyar Gunung 209 Semarang 50255 Telp. : (024) 8312847 Fax. : (024) 8447660

Glen:
Pada dasarnya tatacara mengambil bentuk perayaan Ekaristi. Diakon yang akan ditahbiskan merebahkan diri sebelum perayaan dimulai sebagai tanda penyerahan diri total. Pelaksanaan sakramen imamat sendiri berlangsung seusai homili, diawali dengan seruan Litani Para Kudus, dilanjutkan penyelidikan kanonik. Penyelenggaraan sakramen imamat sendiri diwujudkan dalam penumpangan tangan uskup yang menahbiskan.

20 03 2007
imran

Romo, imran mau nanya gimana caranya bila sso pengen masuk suatu kongregasi atau ordo yang tidak adadi kotanya?

5 06 2007
yudith

Romo,kenapa orang flores semua yang masuk johaninum,jujur aja,aku tidak begitu suka dengan mereka,di tambah kelakuan anak johaninum yang tidak layak jadi imam,dari awal sudah berani ganggu pacar orang, gimana selanjutnya…………….terutama tuk saudara FOLCE….didik dengan baik atau keluarkan saja dari pada bikin malu johaninum.

20 06 2007
hary

Romo…bisakah memberikan informasi tentang kongregasi SCJ?
SCJ katanya berpusat di Palembang?
Bukankan Palembang itu banyak orang melayunya…apa ada yang Katolik?
Saya tertarik ingin mengenal SCJ. Tolong berikan informasi secukupnya untuk saya.
Thanks.

11 05 2010
B. Kaneka Pasadona

emang pusat di palembang….tepatnya tanjung sakti, namun sudah meluas, nuvisiat ada di Gisting, tempatnya di daerah yang sejuk di bawah kaki tanggamus….biasanya solisitasi pada bulan mei, tapi ada jalur khusus masuk bulan Januari….buatlagh lamaran dan kirimkan ke Provisiat SCJ….met coba…cari aja alamat di web SCJ…

22 06 2007
Lucas Nasution

Mengutip pesan sdr A. Eddy Irwanto – Juni 7, 2006

” Sebagai ‘gereja’ yang sudah dewasa, sudah saatnya kita juga bersikap dewasa dalam iman. Kita harus dukung para imam kita dengan doa dan usaha, bahkan kalau perlu dgn airmata dalam upayanya mempertahankan dan semakin memantabkan ‘panggilan’nya..”

Gereja kita belum cukup dewasa -IMHO- kalau masih memahami “panggilan imam” sebagai satu2nya panggilan
(tentu ada panggilan suster/bruder juga) tapi bagaimana dengan panggilan kita sebagai awam ?

“Jujur saja, agak ngeri bila membayangkan suatu saat nanti gereja kita benar2 kehabisan gembala / imam”

kalau hari itu tiba – kiamaat belum akan tiba
karena gereja bukan cuma gembala (istilah ini kok merendahkan awam ya ? kaya biri-2 yang bodoh…) tapi juga anda dan saya

pernah saya usulkan dalam satu pertemuan di gereja Prapatan
daripada repot mencetak 1 pastor (dengan air mata segala?)
mending mencetak puluhan kader awam (ibu2 usia 40-50 yang pandai konseling, bermotivasi tinggi, dsb)

ingat-gereja perdana tanpa pastor dan survive …
kenapa gereja modern jadi lembek ?

Hidup awam !

11 05 2010
B. Kaneka Pasadona

namun bila ga ada imam, maka simbol2 greja seperti ekaristi, pengampunan dosa, dan banyak simbol yang ada tidak akan pernah ada..bukankah gereja kita penuh dengan simbol? memang umat boleh bersemangat tapi…
ada baiknya juga dari keluarga ditumbuhkan hidup doa…bukan hedonisme…bawalah Allah ke dalam keluarga…maka panggilan sebagai orang kristen akan semakin tumbuh…mungkin dari keluarga Anda akan lahir seorang IMAM….ingat imam lahir dari keluarga yang dekat dengan Tuhan dan saya percaya anda adalah orang yang dekat dengan Tuhan Ad Maiorem Dei Gloriam…

18 08 2007
Heronimus Heru Adityo

romo,,saya seorang mahasiswa semester 3 yg sedang menempuh studi di universitas atmajaya jogjakarta….saya sudah merasakan dan ingin menjadi imam sejak saya TK,,,saat itu sepupu saya mendaftar seminari santo paulus palembang. Ketertarikan saya begitu besar hingga pada akhirnya saya ingin mengikuti jejak sepupu saya. Tapi pada waktu kelas 3 SMP saya terlambat mendaftar d seminari. akhirnya saya melanjutkan pendidikan ke SMA PL VAN LITH muntilan. di SMA, saya banyak diajarkan tentang agama Katolik, mulai dari kitab2, hukum gereja dan final pada retret panggilan. di tangan saya saat itu sudah menggenggam 2 formulir Seminari Mertoyudan dan Berthianum. keraguan datang dari dalam diri saya. saya menelpon orang tua saya yang berada di Bengkulu. mereka menyarankan saya untuk kuliah dulu. Mereka takut jika saya gagal di seminari dan keluar tanpa bekal (title apa-apa) sama seperti sepupu saya yang hanya bisa mencapai novist SCY di lampung. ketakutan seperti itu yang masih membayang-bayangi kedua orang tua saya.
setelah lama redup,akhirnya panggilan itu muncul dalam minggu2 ini. karunia indah itu muncul disaat saya menghadiri upacara tahbisan imam serikat xaverian tanggal 15 agustus 2007 di bintaro JKT. salah satu yang di tahbiskan adalah om atau paman saya. panggilan itu semakin menusuk dada, hingga disetiap saya melakukan sesuatu saya selalu berpikir untuk berhenti kuliah dan menuruti kurnia yang masih saya harus perjuangkan. saya bingung karena tidak ada yang membimbing saya untuk mencari dan menanggapi kurnia indah ini. apa yang harus saya lakukan disaat kondisi saya seperti ini??
saya merasa tanpa dorongan dan arahan….saya mohon dengan rendah hati, romo untuk membimbing saya walau hanya dalam tulisan ini. saya sangat senang apa bila romo berkenan membantu saya. Tuhan Beserta Kita.

11 05 2010
B. Kaneka Pasadona

kuliah aja dulu…lebih keren jadi Fr kalo udah sarjana…lebih matang da berpikiran lebih dewasa….

20 09 2007
wendy

romo, syarat menjadi seorang frater itu bagaimana?

9 10 2007
regina

romo, siapakah biarawan-birawati itu? syarat menjadi biarawan/biarawati itu apa saja?
tahap-tahap menjadi biarawan/biarawati apa saja?

9 10 2007
gemawarta

Rekan Heru, walaupun bukan Romo, kami dari Gema Warta (kami semua awam) akan mendoakan Anda dalam proses panggilan. Semoga Anda dapat memutuskan dan setia pada jalan panggilan kehidupan pribadi Anda, apapun juga itu. Kami juga berharap Anda mendoakan kami untuk tetap tekun dalam panggilan kami sebagai umat awam biasa yang ingin berkarya bagi pewartaan Kerajaan Allah. Ad Maiorem Dei Gloriam.

9 10 2007
gemawarta

Rekan Regina, biarawan/biarawati secara khusus adalah orang-orang yang dengan keinginan bebas meninggalkan kehidupan duniawi dan memasuki kehidupan asketis dalam suatu komunitas. Ada banyak macam komunitas biarawan/biarawati, ada yang benar-benar hanya berfokus pada kehidupan doa tetapi ada juga yang bekerja untuk masyarakat dalam pelayanan pendidikan atau kesehatan.
Syarat umum menjadi biarawan/biarawati tentunya adalah motivasi kuat untuk melayani Allah dan sesama. Ada syarat2 khusus tetapi ada baiknya mencari komunitas biara yang sesuai, karena persyaratannya dapat berbeda-beda.
Adapun tahapannya secara umum ada masa penerimaan dan belajar awal yang disebut sebagai masa novisiat, setelah mulai mantap dalam panggilan hidup membiara dapat mengikrarkan kaul sementara. Bila sudah benar-benar mantap barulah mengucapkan kaul kekal.

Semoga membantu.

28 10 2007
Hendra

Romo, ada teman saya perempuan ingin menanyakan, apakah bila seorang perempuan katolik yg sudah tidak perawan bisa menjadi biarawati?

3 11 2007
THEO. GUNAWAN WAHANA, S. S

HALLO, SENANG SEKALI SAYA BISA MENDAPATKAN PENGETAHUAN BARU TTG SELUK BELUK UNTUK MJD PASTOR, SHG SAYA BS MENJAWAB LEBIH BANYAK LAGI TENTANG HAL INI.
SENGAJA SAYA BROWSING DI TEMPAT INI KRN SEBENARNYA SAYA KEHILANGAN TEMAN SEKOLAH WAKTU DI SPG BERNARDUS MADIUN DULU. NAMANYA ANTONIUS SUNTOYO BERASAL DARI PONOROGO. SETAHU SAYA DIA MASUK ORDO MSF. PERNAH BERTEMU SAYA KETIKA DIA PASTORAL DI KARAWANG-BEKASI. DAN TERAKHIR KEHILANGAN ALAMAT EMAILNYA KETIKA DIA BERTUGAS STUDI DI BRASIL. ADAKAH ANDA MEMBACA DAN KENAL TEMAN SAYA INI? TOLONG SAMPAIKAN KEPADA SAYA. ATAU KIRIM KE FS/EMAIL KE THEO_LOUISLIBRARY@YAHOO.COM. TERIMA KASIH. TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA.

3 11 2007
gemawarta

Rekan Hendra, sepengetahuan kami tidak ada persyaratan demikian.

Rekan Theo, dari hasil iseng search di google, kami menemukan nama Fr Antonius Suntoyo di Brasil tapi beliau adalah anggota Kongregasi Salib Suci (OSC), bukan MSF. Bisa dilihat di link ini: http://members.tripod.com/~Sang_Kristus/Sang_KristusKarya.html

20 11 2007
Yohanes Seandy

Rekan Lucas Nasution, saya ingin menanggapi pendapat Anda yang berpendapat alangkah baiknya jika kita mengkader para awam daripada mencetak imam.
Kita tentunya menerima kenyataan bahwa Ekaristi adalah puncak kehidupan kristiani. Ekaristi merupakan perjanjian abadi yang dimaklumkan oleh Kristus sendiri dan wajib diperbaharui terus-menerus. Fakta yang tidak dapat disangkal adalah bahwa hanya mereka yang tertahbis yang berhak dan memiliki wewenang untuk melakukan korban misa itu. Belum lagi jika kita membicarakan sakramen-sakramen lainnya. Tanpa hirarki, tidak ada sakramen. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa kehadiran para tertahbis (uskup, imam, diakon) dalam Gereja mutlak penting. Makanya saya berpendapat bahwa kita tetap perlu secara serius memperhatikan pendidikan para calon imam sekalipun partisipasi kaum awam juga tidak bisa dianggap sepele. Sekiranya kaum tertahbis ditiadakan, tidak ada bedanya antara Gereja Katolik dan berbagai macam Gereja Protestan yang semuanya orang awam yang tentunya tidak bisa menyelenggarakan perayaan sakramental secara sah, sekalipun mereka sanggup berkhotbah dengan luar biasa dsb.

Perlu juga diketahui bahwa imamat ini diwariskan sejak zaman Gereja Perdana oleh Kristus sendiri, sang Imam Agung kita dan diteruskan sampai hari ini oleh para rasul. Karena itu, saya tidak sependapat jika Gereja perdana tidak punya pastor.

Ngomong2, saya ini orang awam lho :). Terima kasih.

17 04 2008
Gregorius Yerusalem

Panggilan sebagai imam/bruder/suster adalah suatu karunia terindah dan tertinggi yang dikaruniakan ALLAH kepada umat-NYA.
Saya sendiri sebagai seorang PNS (pastilah saya awam) menyadari betapa bahagianya para saudara kita yang dipanggil untuk melayani ALLAH seumur hidup sebagai seorang biarawan/biarawati. Demikian juga saya bisa merasakan betapa bahagia dan bangganya sepasang orang tua yang anaknya dipanggil ALLAH untuk melayani sebagai biarawan/biarawati…..
Bagi kami, itulah puncak kepenuhan dan keberhasilan sepasang orang tua dalam mendidikanaknya…
Dan alangkah bahagianya apabila anak-anakku nantinya, ALLAH berkenan untuk memanggil mereka sebagai biarawan/biarawati…
Memang keputusan ada di tangan anak-anak kami nantinya, tetapi sebagai orang tua, kami tak bosan-bosannya untuk menanamkan semangat Kristiani dalam kehidupan mereka…dan tentunya semangat untuk mengabdi ALLAH sepenuhnya, seumur hidup…
Marilah kita saling mendoakan agar benih panggilan makin tumbuh subur, berkembang dan menghasilkan di dalam keluarga kita…Amin

18 04 2008
kid

Shalom, Romo.

Saya berusia 33 tahun, tinggal di Jakarta, lulusan S1 Ekonomi, dan ingin menjadi seorang pastur (saya belum pernah menjalani pendidikan di seminari).
+ Apakah saya harus langsung masuk Seminari atau langsung memilih ordo ?
+ Mohon penjelasan mengenai Seminari yang bisa saya masuki di Jakarta
+ Mohon penjelasan mengenai ordo SJ dan MSC jika saya ingin bergabung dengan salah satu ordo tersebut.

Terima kasih. Tuhan memberkati.

14 05 2008
kid

Shalom, Romo.

Mohon bantuan Anda untuk menjawab pertanyaan saya di atas.

Terima kasih. Tuhan memberkati.

21 07 2008
johanes

sebenarnya klo saya liat bukannya g ada yg mau jd seorang imam tp g adanya informasi yg jelas,sedangkan klo bertanya dg romo kadang malah dipandang sebelah mata dan balik ditanya:”EMANK SERIUS MAU JD ROMO/IMAM NTAR G KUAT LO!!!!!”
Nah gmn imamnya mau bertambah klo imam yg ada aj sekarang pertanyaannya laak gt,y bs diblg ini pengalama pribadi looo,
krn aq berniat mau jd imam y paling g frater lahhhh
tp g ada tpt nanya
n web2 kyk gini g terlalu ngasih info yg cukup tuuu
nanya romo DIREMEH IN!!!!!!!
jd mau tanya kesiapa donkkkkkk????
apa harus sms or nelp TUHAN?????????/

21 07 2008
johanes

MAAF nyambunk lagi
saya udh nelp sama romo di palembang di keuskupan agung palembang
tapi dia malahan g ksh tau tu,malahan dia suruh saya utk nelp ke frateran BHK ditpt laen
saya cuma mau tanya bagaimana syarat n caranya menjadi seorg imam MSF??
mendaftarnya kemana??
saya saat ini bertempat tgl dipalembang
saya sangat mohon jawabannya
dan maaf klo tulisan saya membuat anda jengkel or menganggap tulisan saya tdk sopan

salam
GBU

22 07 2008
gemawarta

Salam rekan Johanes di Palembang,

Kongregasi imam MSF di Indonesia terdiri dari 2 provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan yang berpusat di Banjar Baru, Kalimantan Selatan dan Provinsi Jawa yang berpusat di Semarang. Provinsi Kalimantan melayani Keuskupan Agung Samarinda, Keuskupan Tanjung Selor, Keuskupan Banjarmasin dan Keuskupan Palangkaraya, sementara MSF Provinsi Jawa melayani Keuskupan Agung Jakarta dan Keuskupan Agung Semarang.

MSF Kalimantan: 0511-4778167 (msfmusafir.wordpress.com)
MSF Jawa: 024-8414846

Website Konggregasi MSF: http://www.misafa.org

4 01 2009
stefani

romo saya mau tanya..saya dapat pelajaran di sekolah kalau frater dan romo itu punya kaul kemiskinan yang cuma dapat uang buat beli sembako aja…tapi kok saya sering lihat ada frater yang bisa punya HP bagus, saya juga pernah melihat romo yang merokok(apa uang rokok diberikan oleh umat?).lalu ada romo yang punya mobil sendiri, kadang malah ada sopirnya…apakah kasus2 ini termasuk penyelewengan dari kaul kemiskinan atau memang diperbolehkan?terima kasih…

4 01 2009
stefani

maaf saya bertanya lagi…
jika seorang frater menjadi kepala sekolah, apakah frater tersebut digaji? Uang sekolah dari murid-murid nantinya apakah akan untuk kegiatan sosial atau untuk kesejahteraan sekolah tersebut ataukah untuk menyekolahkan frater lbih tinggi lagi…terima kasih banyak…

23 08 2009
R B DEWI

Damai Kristus.
Saya seorang guru PNS, usia saya 35 tahun. waktu saya lihat syarat menjadi suster OSF berusia 32 tahun, apakah saya bisa masuk menjadi suster OSF? Apakah seorang PNS tidak bisa menjadi suster? Ataukah menjadi seorang suster harus keluar dari PNSnya.

12 03 2010
Adelina silaen

romo,Sekolah biarawati y dkat bengkulu ada gx?

27 04 2010
Sr. Martha, PK

saya turut senang membaca tanggapan2 yang antusias dari kaum muda ini. Khususnya tentang panggilan hidup secara khusus…wao ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Kaum muda sudah tidak peduli lagi..ternyata itu salah. Masih banyak kaum muda yang tertarik untukmenjadi biarawan/biarawati. Saya percaya ini karya Tuhan.

17 07 2010
florensia

romo saya mau curhat nieh…
dari kecil saya ingin sekali menjadi biarawati,
tapi saya bingung mau tanya sama siapa 😦
saya ga tau syarat2 pa ja u/ jadi suster,
skarang saya kelas 2 SMK kata orang tua saya,
nanti setelah lulus saya akan melanjutkan skolah biara,
tapi saya tidak yakin bisa menjadi suster,
karna pengetahuan agama saya tidak luas,
tapi saya ingin sekali menjadi biara…….
menurut romo saya bisa ga??? 😀
terus pa saja yang dapat saya lakukan?????

11 08 2010
felicia

romo mau nanya..
apakah di daerah bogor ada tempat kebiarawatian?seperti asrama gitu..
saya ingin menjadi seorang biarawati disana..tapi masih belum bilang ke org tua..saya masih harus memantapkan diri dulu sepertinya.. tapi bagaimana caranya kita tahu kalo kita ini mantap menjadi BIARAWATI?? kalo boleh tau..alamat kebiarawatian di bogor dimana? nomor telfon kebiarawatian nya berapa? nama asramanya apa??

Tinggalkan Balasan ke B. Kaneka Pasadona Batalkan balasan