Liputan “Tour de Church”, 11-12 Agustus 2007

16 10 2007

gw_spanduk.jpg

 GEMA WARTA dalam rangka menyambut usia 2 tahunnya, menyelenggarakan “Tour de Church ke kurang lebih 10 Gereja Katolik yang tersebar dari Balikpapan s/d Samarinda.

TOUR de CHURCH (TdC) adalah istilah yang digunakan oleh Panitia GEMA WARTA sebagai kata lain dari ZIARAH atau harafiahnya, Wisata ke Gereja-gereja. GEMA WARTA telah dengan sukses menyelenggarakan TOUR de CHURCH Pertama, pada tanggal 11-12 Agustus tahun lalu. Diikuti oleh 75 peserta yang merupakan umat Katolik dari 3 Paroki di Balikpapan.

 

Perjalanan Hari Pertama TdC (11 Agustus 2007) dimulai dengan Upacara Pembukaan di pelataran parkir Gereja Katolik Sta. Theresia oleh Pastor Josef Kristianto, MSF, yang saat itu masih menjabat sebagai Pastor Kepala Paroki Sta. Theresia Prapatan, sekaligus berperan sebagai Pastor Penanggung Jawab GEMA WARTA. Dengan ditemani oleh Suster Susana, MASF sebagai Pembimbing Rohani TdC, dari Gereja Sta. Theresia, peserta berangkat dengan 2 bus besar menuju Gereja tujuan pertama yaitu Gereja Katolik Stasi St. Yosef, Argosari, Amborawang. Kami berjumpa dengan Pak Wagiran sebagai Ketua Stasi, yang berkenan menerima kedatangan kami dan memberikan sekilas kisah sejarah dibangunnya Gereja tersebut. Kami juga melakukan Rosario bersama Peserta dan Umat setempat di Rumah Bunda. Rumah Bunda adalah tempat patung Bunda Maria berdiri yang terletak di belakang Gereja ini. Stasi St. Yosef, Argosari

Dari Argosari, kami bertolak ke Handil II, dimana terletak Gereja Stasi Ratu Rosari. Di sana kami juga disambut dengan gembira oleh Umat Katolik setempat dan Pak Vincent selaku Ketua Stasi, yang berkenan memberikan sambutan dan sekilas cerita mengenai perjuangan Umat Katolik di Handil untuk membangun rumah Tuhan di Handil II. Di sini juga kami disuguhi berbagai macam makanan dan minuman ringan sebagai pelepas lelah dan dahaga. Dan kami bersama-sama menyanyikan Lagu “Panjang Umurnya” buat salah satu anak sekolah minggu yang kebetulan berulang tahun pada hari itu. Sambil beberapa umat menikmati hidangan yang tersedia, umat lainnya melakukan doa dan intensi pribadi di dalam Gereja.

Atas: Photo bersama Peserta TdC dengan latar belakang Rumah Bunda, di Gereja Stasi St. Yosef, Argosari, Amborawang

Kami lalu melanjutkan perjalanan ke Mangkupalas dimana terletak Gereja Katolik Hati Kudus Yesus yang saat ini dikepalai oleh Pastor Moses, MSF, yang juga sebagai Vikep Pantai Keuskupan Agung Samarinda. Kami diterima dengan baik oleh Pastor Moses dan Dewan Paroki setempat. Di dalam Pastoran, kami mendengarkan Pastor Moses bercerita mengenai sejarah Gereja ini, juga

mendengarkan kisah Pastor Moses berkarya sebagai Vikep Pantai, sambil kami

menikmati donat & minuman yang disediakan oleh Dewan Paroki. Selesai

mendengarkan kisah-kisah dari Pastor Moses, kami melakukan Aksi Sosial dengan menyumbang buku-buku bacaan Anak-anak untuk Sekolah Minggu Paroki Hati Kudus Yesus. Sumbangan secara simbolik diterima oleh Pastor Moses. Setelah itu, Peserta diperkenankan masuk Gereja dan dipersilahkan berdoa dan intensi pribadi masing-masing. Lalu kami berphoto bersama Pastor Moses dan Dewan Paroki Hati Kudus Yesus, kami meneruskan perjalanan kami ke Rumah Retret ”Bukit Rahmat” di Putak, Loa Duri.

 Rumah Bunda, Argosari

Atas: Gereja Katolik Stasi Ratu Rosari, Handil II

 

 

Tiba di Putak, kami disambut gembira oleh Suster Hilaria, MASF, sebagai Tuan Rumah ”Bukit Rahmat”. Peserta menurunkan semua barang & tas bawaan dari dalam bus, karena kami akan bermalam di tempat tersebut. Sambil Peserta check-in di kamar yang sudah ditentukan oleh Panitia, Sr. Hillaria mempersilakan para Peserta untuk bersantai di Ruang Makan baru, sambil menikmati ubi & singkong rebus serta kopi atau teh hangat. Sedap sekali… Malam hari, selesai makan malam bersama, Suster Paula, MASF yang merupakan Suster Penanggung Jawab Rumah Retreat tersebut memberikan sharing dan renungan, yang diakhiri dengan Doa Taize di dalam Kapel. Doa Taize dibawakan oleh Suster Susana, MASF dan Suster Hillaria, MASF dengan sangat syahdu di antara taburan lilin-lilin yang menerangi seluruh kapel. Kami melakukan renungan pribadi dengan refleksi terhadap kehidupan kita sehari-hari, serta mohon pengampunan kepada Tuhan atas dosa-dosa selama ini. Seluruh dosa bisa ditulis di dalam kertas, dan kemudian dibakar di Api Unggun, sebagai tanda pertobatan kita dan janji untuk menjadi manusia yang lebih baru dan bersih. Perjalanan malam di Putak lalu dilanjutkan dengan bakar jagung dan singkong, namun sebagian Peserta yang sudah lelah dapat langsung beristirahat di kamar masing-masing.

 

Pagi hari, jam 8 pagi, rombongan sudah menikmati makan pagi bersama dan pamitan dengan Suster Hillaria, MASF & Suster Paula, MASF. Perjumpaan dan pamitan kami dengan Sr. Hillaria, MASF pagi itu, juga merupakan pamitan terakhir, karena Sr. Hillaria akan dipindah tugaskan ke Jawa. Selamat jalan dan berkarya di Jawa, Suster… begitu pesan kami buat Sr. Hillaria saat itu, cukup mengharukan.

 Doa Taize

Atas: Suasana Doa Taize, ditaburi lilin-lilin dan iringan instrument yang syahdu mengantar diri melakukan refleksi

Bertolak dari Putak, rombongan menuju Samarinda untuk mengikuti Misa Minggu pagi, yang kami lakukan di Kapel Susteran MASF yang letaknya di dalam Rumah Sakit Bhayangkara, Samarinda. Misa dipimpin oleh Pastor Hendrik, SVD. Rencananya selesai Misa Minggu pagi, kami hendak bertemu dengan Pastor Yan Olla, MSF di Katedral Samarinda, namun sayang sekali tanpa disangka, ternyata hari minggu pagi itu Katedral sedang dirundung duka, karena salah satu Umat terbaiknya telah meninggal dunia. Peserta masih diperkenankan mengunjungi Katedral, namun tidak dapat beraudiensi dengan Pastor maupun Bapak Uskup. Katedral pun saat itu penuh pengunjung yang melayat dan melakukan Misa Requiem. ”Gagal” berjumpa dengan Bapak Uskup, kami pun melanjutkan perjalanan ke Temindung, dimana terletak Gereja Katolik St. Lukas yang terkenal itu dan Pastor Huvang, MSF sebagai Pastor Kepala Parokinya. Kami diperkenankan untuk menggunakan Aula Gereja sebagai tempat makan siang bersama. Lalu Pastor Huvang bercerita banyak mengenai tugas dan karya pelayanan beliau dulu di Balikpapan, sebelum akhirnya dipindah ke Temindung. Ceritanya sungguh menagumkan, hanya sayang karena hari sudah mulai sore, dan perjalanan kami masih jauh untuk mengunjungi Stasi KM45, maka dengan berat hati kami berpamitan dengan Pastor Huvang dan rombongan segera meninggalkan Samarinda menuju Gereja Katolik, Stasi ”Utuslah RohMu Ya Tuhan” di KM45.

 

Tiba di Stasi ”Utuslah RohMu Ya Tuhan”, KM45, kami disambut dengan meriah oleh Pastor Piero, OMI beserta Umat Katolik setempat. Setelah berdoa sejenak bersama Pastor Piero dan mendengarkan sejarah dibangunnya Gereja KM45 yang tergolong unik dengan begitu banyaknya relief-relief di tembok, lalu dilanjutkan dengan Aksi Sosial membagi-bagikan majalah anak-anak ke anak-anak sekolah minggu di KM45 ini. Stasi dengan jumlah KK tidak banyak ini sungguh sangat senang menerima kedatangan kami dan anak-anak pun bernyanyi bersama kami. Setelah melakukan Aksi Sosial, Peserta pergi ke Gua Maria yang letaknya berseberangan dengan Gereja dan untuk mencapai Gua Maria tersebut perlu sedikit usaha, karena masuk sedikit ke dalam hutan, agak menanjak dan berbatu dan tanah merah yang agak licin. Namun, kesulitan tersebut terbayar ketika menyaksikan sendiri indahnya Gua Maria KM45. Lalu kami pun melakukan Doa Rosario di tempat itu ditemani dengan suara-suara alam.

 

Tujuan terakhir pada hari kedua TdC adalah Stasi Kebangkitan Kristus, Karang Joang, KM15. Di sana kami disambut oleh Pastor Yoseph, OMI dan pak Subianto selaku Ketua Stasi. Dan seperti di Stasi sebelumnya, kami mendengarkan kisah dibangunnya gereja dan perkembangan umat Katolik di wilayah tersebut. Lalu kami dibawa ke belakang Gereja, ternyata ada Gua Maria yang waktu itu belum 100% selesai dibangun. Kami pun melakukan doa dan intensi pribadi masing-masing di tempat tersebut. Sesaat sebelum rombongan kembali ke Balikpapan, Panitia GEMA WARTA memberikan kenang-kenangan buat Suster Susana, MASF, yang telah mengiringi perjalanan ziarah ini dan memberi renungan-renungan. Dan Peserta dan Umat setempat berphoto bersama di sela turunnya matahari ke singgasananya. SAMPAI JUMPA DI TDC TAHUN 2008 !!!

 


Aksi

Information

3 responses

4 05 2010
theresia yekti kinasih

wo……..bapak-bapak, ibu-ibu, kami merasa senang sekali ada tulisan turdecas 2007. tiga tahun yang lalu, kami ikut rombongan itu. selalu kami ingat, itu pengalaman kami paling berharga saat berada di kota yang sangat jauh dari kami sekarang berada. ingin rasanya kami bisa kembali, bertemu dengan bapak-bapak dan ibu-ibu semuanya. salam!!!

5 07 2010
Martinus

Pada hari Sabtu tanggal 03 Juli 2010 P.Piero OMI yg berkarya di stasi Utuslah RohmMu ya Tuhan KM 45 Balikpapan-samarinda Tutup usia di RS.Restu Ibu Balikpapan Pukul 16.00..Jenaszah disemayamkan di gereja Regina Pacis dan di kebumikan pada hari selasa 06 Juli 2010 di areal Gereja Regina Pacis Balikpapan….Selamat Jalan Romo Piero….

3 07 2011
Philipus Prasetya

Pak Martinus, hari ini Kepergian Pastor Pierro genap satu tahun. Di Gereja Regina Pacis dipuncak jalan salib. Makam yang teduh sebagai kenangan. Ingatlah dia dalam hatimu dan ceritakanlah karya-karyanya.

Tinggalkan komentar